Serang, (tvOne). Cuaca buruk mengakibatkan nelayan di Kawasan Karangantu Kota Serang tak melaut selama dua bulan terkhir. Angin kencang serta gelombang tinggi yang membuat para nelayan mengurungkan niatnya untuk menjalankan aktivitasnya melaut. Is everything making sense so far? If not, I'm sure that with just a little more reading, all the facts will fall into place.
"Sejak awal Desember 2010 kami tidak berani ke laut, setidaknya kami harus menunggu sampai Maret 2011 untuk kembali mencari nafkah," kata Simus (41) buruh nelayan saat Selasa, (4/1). Akibat cuaca buruk yang disebut "Angin Barat" oleh para nelayan, membuat mereka harus menacari nafkah dari sumber lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Karangantu sendiri merupakan desa nelayan di kawasan Utara Kota Serang yang mata pencaharian sehari-harinya mengandalkan dari menangkap ikan, sehingga kalau cuaca buruk yang terjadi setiap awal tahun mereka biasanya lari ke perkotaan untuk mencari pekerjaan. Menurut Simus, penghasilan yang didapat dari menangkap ikan setiap bulannya mencapai Rp2 juta, namun dengan kondisi sekarang ini penghasilannya bisa menurun separohnya saja. "Kami juga tidak mampu memenuhi permintaan ikan segar di pasar-pasar," ujar dia. Akibat langkanya pasokan membuat harga ikan segar naik cukup tinggi. Seperti di Pasar Rau yang semula harga ikan segar Rp5000 per kilogram, maka sejak awal tahun 2011 sudah menembus Rp12.000 per kilogram. (Ant)
"Sejak awal Desember 2010 kami tidak berani ke laut, setidaknya kami harus menunggu sampai Maret 2011 untuk kembali mencari nafkah," kata Simus (41) buruh nelayan saat Selasa, (4/1). Akibat cuaca buruk yang disebut "Angin Barat" oleh para nelayan, membuat mereka harus menacari nafkah dari sumber lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Karangantu sendiri merupakan desa nelayan di kawasan Utara Kota Serang yang mata pencaharian sehari-harinya mengandalkan dari menangkap ikan, sehingga kalau cuaca buruk yang terjadi setiap awal tahun mereka biasanya lari ke perkotaan untuk mencari pekerjaan. Menurut Simus, penghasilan yang didapat dari menangkap ikan setiap bulannya mencapai Rp2 juta, namun dengan kondisi sekarang ini penghasilannya bisa menurun separohnya saja. "Kami juga tidak mampu memenuhi permintaan ikan segar di pasar-pasar," ujar dia. Akibat langkanya pasokan membuat harga ikan segar naik cukup tinggi. Seperti di Pasar Rau yang semula harga ikan segar Rp5000 per kilogram, maka sejak awal tahun 2011 sudah menembus Rp12.000 per kilogram. (Ant)
No comments:
Post a Comment