Kairo, (tvOne) Situasi di Mesir semakin tidak menentu. Banyak warga negara Indonesia di Mesir mulai merasa ketakutan dan berharap bisa segera pulang ke tanah air. How can you put a limit on learning more? The next section may contain that one little bit of wisdom that changes everything.
Nining Hasanah Fatah salah satu mahasiswa Indonesia yang tinggal di Kairo, Mesir, mengaku sangat ketakutan. Ia pun telah mendaftar di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk bisa dipulangkan ke Indonesia. "Saya sudah mendaftar sejak awal, namun masih menunggu panggilan dari KBRI," katanya kepada Apa Kabar Indonesia, tvOne, Rabu (2/2). KBRI memang telah menyediakan satu pesawat untuk memulangkan WNI yang berada di negeri piramida tersebut. Namun, menurut Nining, baru ada satu gelombang WNI yang dipulangkan. Gelombang pertama tersebut diprioritaskan untuk ibu-ibu dan anak-anak. Nining mengisahkan, sejak Jumat (28/1) lalu, situasi di Mesir semakin mencekam. Tidak hanya demonstrasi besar-besaran yang terjadi di mana, penjarahan dan pembakaran pun berlangsung di berbagai tempat. Menurut Nining, warga, khususnya perempuan, hanya bsa keluar rumah sebelum pukul 15.00. Toko pun jarang ada yang buka. "Merasa perlu sekali untuk kembali ke tanah air. Keadaan semakin buruk. Toko tidak ada yang buka, krisis makanan, bank tidak ada yang buka, tidak bisa keluar rumah. Sebagai orang awan, kami ketakutan," katanya.
Nining Hasanah Fatah salah satu mahasiswa Indonesia yang tinggal di Kairo, Mesir, mengaku sangat ketakutan. Ia pun telah mendaftar di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk bisa dipulangkan ke Indonesia. "Saya sudah mendaftar sejak awal, namun masih menunggu panggilan dari KBRI," katanya kepada Apa Kabar Indonesia, tvOne, Rabu (2/2). KBRI memang telah menyediakan satu pesawat untuk memulangkan WNI yang berada di negeri piramida tersebut. Namun, menurut Nining, baru ada satu gelombang WNI yang dipulangkan. Gelombang pertama tersebut diprioritaskan untuk ibu-ibu dan anak-anak. Nining mengisahkan, sejak Jumat (28/1) lalu, situasi di Mesir semakin mencekam. Tidak hanya demonstrasi besar-besaran yang terjadi di mana, penjarahan dan pembakaran pun berlangsung di berbagai tempat. Menurut Nining, warga, khususnya perempuan, hanya bsa keluar rumah sebelum pukul 15.00. Toko pun jarang ada yang buka. "Merasa perlu sekali untuk kembali ke tanah air. Keadaan semakin buruk. Toko tidak ada yang buka, krisis makanan, bank tidak ada yang buka, tidak bisa keluar rumah. Sebagai orang awan, kami ketakutan," katanya.
No comments:
Post a Comment