Denpasar, (tvOne) Realisasi ekspor nonmigas Bali khusus ke negara di kawasan Eropa seharga US$130,8 juta (Januari-September 2010), naik 2,8 persen jika dibandingkan periode sama 2009 hanya US$127,7 juta. "Cukup stabil perdagangan hasil kerajinan Bali ke negara-negara di kawasan Eropa," kata Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar Kamis. If you find yourself confused by what you've read to this point, don't despair. Everything should be crystal clear by the time you finish.
Pengapalan aneka barang nonmigas Bali ke Eropa berfluktuasi tergantung situasi di negara tersebut, namun terbanyak perolehan devisanya selama Maret 2010 yakni US$19 juta dan terendah Juli hanya US$12 juta. Importir Eropa banyak memesan aneka ragam aksesori seperti perhiasan perak berupa giwang, kalung, cincin dengan desain yang dibawa sendiri oleh konsumen, sehingga baranganya dapat dipastikan akan laku kembali setelah di negerinya. Bagiada mengatakan, konsumen Perancis paling banyak membeli kerajinan Bali diantara 26 negara pembeli di kawasan Eropa bernilai US$33,9 juta (Januari-September) 2010, naik 14 persen dari periode sama 2009 hanya US$29,8 juta. Masyarakat Italia yang senang terhadap aneka kerajinan bernilai antik dari Bali ada pada urutan kedua karena mengimpor seharga US$23,3 juta selama sembilan bulan I-2010, naik 2,9 persen dari periode sama sebelumnya hanya US$22,7 juta. Inggris ada diurutan ketiga pembeli terbanyak di kawasan Eropa, seharga US$16 juta Januari-September 2010, naik 10,5 persen jika dibandingkan periode sama 2009 yang hanya US$14,5 juta. Ekspor aneka barang kerajinan Bali ke Eropa akan semakin stabil, kata Bagiada, sebab pemerintah berupaya memperbanyak penerbangan ke negeri itu, dapat dipastikan turis Eropa semakin ramai ke Bali. Wisatawan asing asal Eropa semakin ramai ke Pulau Dewata, tentu ada diantaranya pebisnis yang akan melakukan pemesanan atau membeli langsung aneka ragam hasil kerajinan sebagai barang aksesori. Ramai masyarakat Eropa melakukan perjalanan wisata ke Pulau Dewata, tentu akan berpengaruh besar terhadap perdagangan luar negeri Bali ke kawasan itu terutama aneka barang cenderamata. (Ant)
Pengapalan aneka barang nonmigas Bali ke Eropa berfluktuasi tergantung situasi di negara tersebut, namun terbanyak perolehan devisanya selama Maret 2010 yakni US$19 juta dan terendah Juli hanya US$12 juta. Importir Eropa banyak memesan aneka ragam aksesori seperti perhiasan perak berupa giwang, kalung, cincin dengan desain yang dibawa sendiri oleh konsumen, sehingga baranganya dapat dipastikan akan laku kembali setelah di negerinya. Bagiada mengatakan, konsumen Perancis paling banyak membeli kerajinan Bali diantara 26 negara pembeli di kawasan Eropa bernilai US$33,9 juta (Januari-September) 2010, naik 14 persen dari periode sama 2009 hanya US$29,8 juta. Masyarakat Italia yang senang terhadap aneka kerajinan bernilai antik dari Bali ada pada urutan kedua karena mengimpor seharga US$23,3 juta selama sembilan bulan I-2010, naik 2,9 persen dari periode sama sebelumnya hanya US$22,7 juta. Inggris ada diurutan ketiga pembeli terbanyak di kawasan Eropa, seharga US$16 juta Januari-September 2010, naik 10,5 persen jika dibandingkan periode sama 2009 yang hanya US$14,5 juta. Ekspor aneka barang kerajinan Bali ke Eropa akan semakin stabil, kata Bagiada, sebab pemerintah berupaya memperbanyak penerbangan ke negeri itu, dapat dipastikan turis Eropa semakin ramai ke Bali. Wisatawan asing asal Eropa semakin ramai ke Pulau Dewata, tentu ada diantaranya pebisnis yang akan melakukan pemesanan atau membeli langsung aneka ragam hasil kerajinan sebagai barang aksesori. Ramai masyarakat Eropa melakukan perjalanan wisata ke Pulau Dewata, tentu akan berpengaruh besar terhadap perdagangan luar negeri Bali ke kawasan itu terutama aneka barang cenderamata. (Ant)
No comments:
Post a Comment