Jakarta, (tvOne) Palang Merah Indonesia (PMI) berencana menjangkau 16 dusun terpencil yang terkena dampak bencana alam tsunami di Kepulauan Mentawai,Sumatera Barat yang telah menewaskan ratusan orang dan sebagian terluka. "Ditargetkan, distribusi bantuan PMI lewat jalur udara akan menjangkau 16 dusun terpencil di Mentawai," kata Staf Tim Komunikasi Markas Pusat PMI, Fitriana Sidikah, dalam rilis PMI yang diterima di Jakarta, Senin (1/11). Fitriana memaparkan, ke-16 dusun tersebut antara lain Silabu, Baleraksok, Sabiret, Muntei/Sigoiso, dan Batu Monga. Sedangkan dusun terpencil lainnya adalah Batu Monga, Sabeugunggung, Baru-baru, Bake, Asahan, Pasapuat, Kinumbuk, Mapinang, Mainan, dan Lakkau. I trust that what you've read so far has been informative. The following section should go a long way toward clearing up any uncertainty that may remain.
Kendaraan helikopter PMI, lanjutnya, juga akan membawa bantuan sembako, makanan bayi, dan obat-obatan. Fitriana juga menuturkan, selain untuk operasi distribusi bantuan, helikopter PMI juga dimobilisasi untuk layanan kesehatan keliling dan mobilisasi relawan PMI ke lokasi terpencil. Sebelumnya, Ketua Umum PMI M Jusuf Kalla mengatakan, PMI telah mengaktifkan empat helikoper untuk operasi tanggap darurat bencana dan mendistribusikan bantuan. "PMI menargetkan secepatnya distribusikan bantuan untuk korban tsunami Mentawai melalui jalur udara dengan empat helikopter," kata Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, dalam kunjungan kerjanya ke lokasi bencana tsunami di Kepulauan Mentawai, Minggu (31/10). Mantan wakil presiden itu juga mengemukakan, bantuan tersebut berupa 3.000 unit "family kit", 10.000 sarung, dan pakaian dua stel untuk para pasien yang sakit, 3.000 kelambu, 1.000 radio transistor, 100 lampu "solar shell", dan 100.000 lembar seng. Jusuf Kalla bersama rombongan relawan PMI tiba di Kepulauan Mentawai pada 31 Oktober dengan berangkat dari Kabupaten Muko-Muko, Provinsi Bengkulu. Daerah tersebut dipilih sebagai rujukan karena jarak dari Muko Muko ke Mentawai bisa ditempuh hanya dalam waktu 30 menit dengan menggunakan helikopter atau pesawat, atau lebih cepat setengah jam daripada menggunakan jalur dari Padang, Sumatera Barat. Berdasarkan data yang dilansir dari Posko Penanganan Tsunami Kecamatan Sikakap, Pagai Utara per 30 Oktober 2010, sebanyak 413 warga meninggal dunia, 270 luka berat, dan sekitar 140 orang mengalami luka ringan karena bencana tsunami menerjang Kepulauan Mentawai, Senin (25/10).
Kendaraan helikopter PMI, lanjutnya, juga akan membawa bantuan sembako, makanan bayi, dan obat-obatan. Fitriana juga menuturkan, selain untuk operasi distribusi bantuan, helikopter PMI juga dimobilisasi untuk layanan kesehatan keliling dan mobilisasi relawan PMI ke lokasi terpencil. Sebelumnya, Ketua Umum PMI M Jusuf Kalla mengatakan, PMI telah mengaktifkan empat helikoper untuk operasi tanggap darurat bencana dan mendistribusikan bantuan. "PMI menargetkan secepatnya distribusikan bantuan untuk korban tsunami Mentawai melalui jalur udara dengan empat helikopter," kata Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, dalam kunjungan kerjanya ke lokasi bencana tsunami di Kepulauan Mentawai, Minggu (31/10). Mantan wakil presiden itu juga mengemukakan, bantuan tersebut berupa 3.000 unit "family kit", 10.000 sarung, dan pakaian dua stel untuk para pasien yang sakit, 3.000 kelambu, 1.000 radio transistor, 100 lampu "solar shell", dan 100.000 lembar seng. Jusuf Kalla bersama rombongan relawan PMI tiba di Kepulauan Mentawai pada 31 Oktober dengan berangkat dari Kabupaten Muko-Muko, Provinsi Bengkulu. Daerah tersebut dipilih sebagai rujukan karena jarak dari Muko Muko ke Mentawai bisa ditempuh hanya dalam waktu 30 menit dengan menggunakan helikopter atau pesawat, atau lebih cepat setengah jam daripada menggunakan jalur dari Padang, Sumatera Barat. Berdasarkan data yang dilansir dari Posko Penanganan Tsunami Kecamatan Sikakap, Pagai Utara per 30 Oktober 2010, sebanyak 413 warga meninggal dunia, 270 luka berat, dan sekitar 140 orang mengalami luka ringan karena bencana tsunami menerjang Kepulauan Mentawai, Senin (25/10).
No comments:
Post a Comment