Jakarta (ANTARA News) - Produsen ponsel merek IMO berniat meraup potensi pasar ponsel jenis QWERTY di tanah air dengan meluncurkan seri IMO B369. "Pasar ponsel QWERY sangat menjanjikan karena sangat diminati masyarakat," kata Direktur Utama PT IMO Mobile Sarwo Wargono, di Jakarta, Minggu.

Menurut Wargono, di era yang semakin cepat dan berkembang diutarakan Wargono, selain internet,maka layanan information melalui ponsel juga sangat dibutuhkan untuk mendukung aktifitas sehari- hari para pengguana alat komunikasi.

Salah satu produk unggulan IMO yang diharapkan mampu menjari minat konsumen adalah IMO B369 yang akan dilepas ke pasar pada pertengahan November 2009.

Ponsel B369 merupakan jenis QWERTY kelima yang digelontorkan ke pasar setelah sebelumnya IMO G9, IMO G910, IMO G911, IMO B9000.

Ia menjelaskan, harga ponsel IMO B369 dibandrol Rp549.000, dan merupakan ponsel Qwerty termurah yang ada saat ini ada.

Dilengkapi banyak fitur multimedia player dan ditambah aplikasi jejaringan sosial antara lain Facebook, Yahoo Massager, sehingga IMO G369 layak disebut "ponsel On line".

The more authentic information about tech you know, the more likely people are to consider you a tech expert. Read on for even more tech facts that you can share.

"Pada ponsel IMO B369 telah dibenamkan fitur bluetooth sebagai alat transfer information sehingga memudahkan pengguna dalam berinteraksi. Ponsel ini merupakan ponsel "entry height qwerty termurah tapi memiliki fitur lengkap dan maksimal," katanya.

Melihat pasar ponsel yang cukup besar di tanah air itu, perusahaan menargetkan dapat menguasai 20 persen pangsa pasar ponsel merek China di tanah air pada tahun 2010, dari saat ini sekitar 10 persen.

"Optimistis pangsa pasar bisa dinaikkan hingga dua kali lipat dari sekarang," katanya.

"Selain penjualan langsung di pasar juga didorong gencarnya agenda bundling ("penjualan bersama/paket) dengan operator telekomunikasi," katanya.

Mengutip lembaga riset pasar JFK, Wargono menuturkan, bahwa sum penjualan seluruh jenis ponsel di Indonesia bisa mencapai sekitar satu juta component per bulan.

Wargono menilai, persaingan dengan ponsel merek Cina sangat ketat, karena menyasar pasar yang lebih besar.

Permintaan signifikan terutama pada segmen bawah ("low end") dengan harga di bawah kisaran Rp1 juta, dan segmen menengah.(*)