Jakarta (ANTARA News) - Medical Emergency Recue Committe atau Mer-C masih berupaya keras mendapatkan informasi lengkap mengenai penyerangan tentara Israel terhadap kapal "Mavi Marmara" yang membawa misi kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina, pada Senin subuh. "Kami masih berupaya keras mendapatkan informasi tentang peristiwa penyerangan oleh tentara zionis Israel itu," kata staf relawan Mer-C Ari Nursyamsi yang dihubungi di Jakarta, Senin.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, kata Ari Nursyamsi, sementara ini ada tiga orang meninggal dan 30 orang luka-luka akibat peristiwa penyerangan itu namun kabar itu belum bisa dikonfirmasi lebih lanjut.

Menurut Ari, kontak terakhir dengan salah satu relawan Mer-C yang ikut dalam misi kemanusiaan di Kapal Mavi Marmara itu pada Minggu (30/5) malam menjelang keberangkatan kapal itu ke Jalur Gaza.

Now that we've covered those aspects of indonesia, let's turn to some of the other factors that need to be considered.

Pihak Mer-C, ujar Ari, terus melakukan kontak dengan pihak Insani Yardim Fakvi (IHH), lembaga kemanusiaan Turki yang menjadi koordinator tim bantuan kemanusiaan itu.

Ia mengatakan, empat relawan Mer-C dan satu kamerawan televisi yang ikut misi tersebut adalah Nurfitri Taher (Upi) yang merupakan "project officer Mer-C", tenaga medis Arief Rahman, tenaga mekanik Nur Ikhwan Abadi, tenaga nonmedis Abdillah Onim yang akan ikut mendirikan rumah sakit di Gaza, serta wartawan TVOne M Yasin.

Selain kelima warga negara Indonesia itu, masih ada sejumlah WNI lain yang ikut misi kemanusiaan di Kapal Mavi Marmara, antara lain dari KISPA, Mer-C dan Sahabat Al-Aqsa.

Ari menambahkan, pihak Mer-C hanya bisa menyaksikan peristiwa itu dari "video streaming" yang dikirimkan dari Kapal Mavi Marmara yang bisa diakses di www.ihh.org.tr atau www.mer-c.org.
(A041/B010)